Skip to main content

7+ Fakta Fenomenal Perkembangan Virus Corona COVID-19 di Indonesia dan Dunia

Penyakit Virus Corona (COVID 19) masih terus hangat diperbincangkan sampai saat ini. Apa lagi saat ini di Indonesia sudah ada warganya yang terdeteksi Positif penyakit Corona, sehingga perbincangan baik itu pencegahan dan berita-berita lainnya yang memantau pekembangan penyakit tersebut selalu muncul dalam tiap harinya.

Menelusuri dari munculnya penyakit Corona ini hingga sekarang, ternyata perjalanan berita mengenai COVID-19 ini memiliki cerita dan fakta yang untuk juga fenomenal saat kita mendengarnya.



Berikut Beberapa rangkaian baik fakta maupun cerita yang menyertai perkembangan virus Corona (COVID-19)

1. Asal daerah dan Negara dari mana Virus Ini bermula

Virus COVID-19 ini mulai terlihat Gejalanya di akhir tahun 2019 yaitu Desember 2019 yang bermula dari berjatuhannya orang-orang di Kota Wuhan (salah satu provinsi Hubei yang ada di Negara Cina) karena virus tersebut

Dan lokasi atau tempat penyebaran virus tersebut dikota tersebut berasal dari sebuah pasar seafood yaitu pasar Huanan Seafood Wholesale Market. NAmun perlu diketahui, pasar tersebut merupakan hanya penyebarannya saja dan bukanlah tempat lahirnya virus Corona tersebut.

2. Virus Corona merupakan sebuah bukti bahwa ada sebuah virus yang dapat berpindah dari Hewan ke manusia.

Virus Corona ini merupakan sejenis penyakit yang menyerang saluran penafasan. Virus ini dikabarkan merupakan sebuah virus yang beredar dibeberapa hewan seperti unta kucing dan kelelawar. Dankejadian diwuhan dibakarkan adalah contok bukti nyata kalau virus dapat menyebar dai Hewan ke manusia.

Namun, seiring berjalannya waktu, pernyataan bahwa virus dari hewan dapat menyebar kemanusia masih menyjadi sebuah pernyataan yang simpang siur, belum dapat dibuktikan secara ilmiah dan penelitian.

3. Karena Virus COVID-19, Rumah sakit Dadakan pun bisa terbangun dalam 8 hari di Cina.

Karena begitu luar biasanya penyebaran penyakit COVID-19 ini, pemerintah cina pun berpikir keras untuk memberikan sebuah fasilitas layanan kesehatan bagi para penderita COVID-19 yang telah menyerang ribuan warganya khususnya di Wuhan.

Pembangunan ditargetkan dapat rampung dalam 10 hari, dan ternyata lebih mencengangkan lagi, rumah sakit tersebut dapat diselesaikan dalam jangka waktu 8 hari. Rumah sakit tersebut sudah mulai beroperasi sejak 03 Februari 2020. Nama Rumah sakit tersebut adalah RS Huoshenshan dan Leishenshan.

Dibalik sebuah peristiwa waktu pembangunan RS yang menarik perhatian tersebut, ternyata ada campur tangan seorang arsitek merupakan kelahiran daerah Jember, Indonesia, yaitu Prof. Huang Xi Mou dan juga profesor tersebut pernah bersekolah SD dan SMP di Zhong Hua Xue Xiao (sekolah untuk warga Tionghoa) Jember.

4. Nama Corona Virus terbaru berubah dari 2019-nCoV menjadi COVID-19

Nama Corona Virus yang muncul di akhir tahun 2019 ini yang sebelumnya Virus Corona sebagai Penyakit Pernapasan Akut "2019-nCoV" yang ditetapkan  oleh Centers for Disease Control and Prevention di Amerika Serikat (09 Januari 2020), mengalami perubahan menjadi COVID-19.

Perubahan nama resmi  tersebut didapatkan dari kutipan akun resmi WHO pada 12 Februari 2020 yang dinyatakan oleh pimpinan WHO - Tedros Adhanom Ghebreyesus bahwa Nama baru untuk penyakit #2019nCOv adalah Covid-19 "Kami sekarang memiliki sebuah nama untuk penyakit #2019nCOv: Covid-19. Saya mengejanya: C-O-V-I-D garis satu sembilan"

COVID-19 sendiri merupakan singkatan dari CO=Corona;VI=Virus; D=Diseases; -19 berarti tahun 2019

5. Alat-Alat Deteksi Awal dan Sarana Pencegahan COVID-19 Populer

Karena Penyebaran virus Corona ini merupakan sebuah penyebaran yang menjangkau seluruh belahan dunia, maka sebuah antisipasi bagi alat deteksi awal pun dipersiapkan disetiap bandara yang merupakan salah satu pintu keluar masuk warga antar negara.

Selain mencegah dengan mengantisipasi atau orang-orang yang datang kesebuah negara dengan pendeteksian di badara-bandara, sebuah cara penularannya pun perlu diantisipasi dengan menggunakan sarana-sarana yang dapat mencegah terjadinya penularan penyakit tersebut.

Alat tersebut dibilang cukup familier namun ternyata dapat memberikan sebuah antisipasi yang cukup jitu.
- Termometer Tembak Digital (Alat pengukur Suhu) - Karena Salah satu ciri dari Penyakit COVID-19salah satunya adalah demam dengan suhu tinggi. Maka antisipasi pertama adalah dengan mengukur suhu. Jika suhu seseorang pendatang di sebuah bandara diatas normal yaitu diatas 37,5 ℃,, maka ada kemungkinan ter curigai pembawa virus Corona (COVID-19)

- Masker - Menggunakan Masker adalah salah satu sarana alat untuk mencegah tertularnya atau melunari orang lain terhadap virus corona yang dapat menyerang melalui perantara percikan carian tubuh.

- Hand Sanitizer - Cairan Pembersih tangan atau sekarang sedang populer dengan istilah hand sanitizer ini, bisa bermanfaat untuk menjaga kebersihan tangan dari resiko tertularnya virus corona yang mungkin saja menempel ditempat yang tidak kita sadari. Hand Sanitizer ini dapat difungsikan secara maksimal yang tentunya dikombinasikan dengan sebuah cara cuci tangan yang benar.


6. Dua Tempat Karantina 14 Hari Antisipasi COVID-19 bagi Evakuasi Warga dari Luar Negeri

Bagi standar WHO sebuah prosedur tetap bahwa dalam proses evakuasi warga negaranya yang berpotensi mendapat penularan COVID-19 dari negara lain yang dikunjungi sebelumnya, adalah harud silakukan observasi selama 14 hari didalam sebuah tempat khusus atau dikarantina.

Nah di Indoneisa ternyata telah menerapkan hal tersebut. Sampai dengan saat ini Pemeritah indonesia telah mengevakuasi warganya yang tengah berada diluar negeri (Wuhan dan Jepang) untuk kembali ke Indonesia.

Terdapat 2 tempat yang disediakan untuk mengkarantina warga tersebut sebelum dipastikan sehat dan dapat berbaur dengan masyarakat umum di kampung halamannya.

- Pulau Natuna
Pulau Natuna merupakan sebuah pulau kecil yang juga merupakan sebuah kabupaten bagian dari provinsi Kepulauan Riau. Luas pulau ini hanya sekitar 2.009 km2.

Di sinilah 238 warga Indonesia yang dipulangkan atau di evakuasi dari Kota Wuhan / Cina karena virus Korona yang menyerang kota tersebut.

Selama karantina 14 hari di Natuna, dikabarkan seluruh warga Indoneisa yang dari Wuhan tersbut bebas dari korona dan diperbolehkan bergabung dengan warga dikampung halaman masing-masing,

- Pulau Sebaru Kecil
Pulau Sebaru Kecil yang berada di Kepulauan Seribu yang masuk di kelurahan Pulau Harapan - Jakarta ini memiliki luas sekitar 16.60 hektar. Tempat ini dipilih oleh pemerintah Indonesia menjadi sebuah tempat untuk Observasi 188 WNI Anak Buah Kapal (ABK) Kapal Pesiar World Dream, dan 69 ABK Kapal Diamond Princess.


7. Orang Pertama Indonesia Terkena Virus Corona (COVID-19)

Setelah Indonesai sampai 3 bulan terakhir menyatakan terbebas dari virus Corona COVID-19, ternyata diawal Maret 2020, secara resmi pada 02 Maret 2020 Presiden Indonesia (Ir. Joko Widodo) mengumumkan bahwa terdapat 2 pasien warga negara indonesia pertama (Ibu dan Anak) warga Depok, Jawa barat telah positif terkena COVID-19. Dan saat ini tengah menjalani perawatan dan di isolasi di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso.

Kronologi terdeteksinya pasien COVID-19 ini, adalah hasil dari runtutan peristiwa seorang warga negara Jepang yang terdeteksi positif terkena Penyakit COVID-19 di Malaysia. Warga negara jepang tersebut sebelum berada di malaysia ternyata telah melakukan perjalanan sebelumnya adalah dari Indonesia terlebih dahulu, dan sempat bertemu dengan teman dekatnya di Indonesia.

8. Jahe Kunyit Temulawak Jadi Incaran.

Merebaknya virus korona di berbagai belahan dunia bahkan di Indonesia,menimbulkan sebuah pemikiran untuk mendapatkan vaksin atau obatnya secara alami.

Bahkan seorang Guru Besar Biologi Molekuler dari Universitas Airlangga Prof. Dr. drh. Chaerul Anwar Nidom menyebutkan rempah-rempah seperti jahe, kunyit, dan temulawak bisa menangkal penyebaran virus mematikan itu.

Dengan menyebarnya pernyataan tersebut, banyak warga indonesia yang sudah dilanda kekawatiran akan virus tersbut berburu akan rempah-rempah tersebut.

Namun jika kita ikuti, sampai saat ini secara penelitian belum ada vaksin atau bahan tertentu yang secara khusus dapat menangkal penyakit virus Corona tersebut.

Secara garis besarnya, rempah-rempah tersebut adalah salah satu bahan yang dapat meningkatkan imun kita terhadap segala penyakit yang menyerang. Biasanya Seseorang yang memiliki daya tahan tubuh atau imun yang baik secara otomatis penyakit-penyakit atau virus pada umumnya susah masuk kedalam tubuh kita.

Hal ini tidak berarti di katakah bahwa Jahe Kunyit Temulawak adalah Vaksin atau obat untuk COVID-19. Yang jelas rempah-rempah tersebut, dapat meningkatkan daya tahan tubuh danmenyehatkan kita.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
close